Rabu, 15 Februari 2017

My #LifeGoals

Mengunyah dan mengunyah lagi maksud dari NHW #4 kali ini. Sampai sy minta tolong suami, baca trus minta dia memahami juga..

Well.. ini beneran pake mikir dan perlu diorat-oret.

Berkaca pada NHW#1, tentang apa yg sy pelajari di Universitas Kehidupan saya tetap pada pilihan: sebagai pendidik anak. saya tetap memilih jalur pendidik karena sudah memahami dan penuh pengaharapan, Pengharapan tentang amalan yang masih mengalirkan pahala ketika diri ini berpulang, yaitu mengamalkan ilmu yang bermanfaat. saya tetap memilih di jalur pendidik, karena mendidik anak bukan lah perkara gampang. kita harus serius dan memahami tentang Fitrah anak dari dia dilahirkan hingga menuju Sang Pencipta.

Fitrah belajar anak, setiap anak adalah pembelajar tangguh dan hebat. tidak ada anak yang tidak suka belajar kecuali fitrahnya telah terkubur. masa keemasan pengembangannya di usia 7-10. Interaksi terbaiknya dengan alam. buahnya adalah terhadap alam (Harry Santosa, FBE)

Dari sanalah saya semakin meyakinkan diri untuk terlibat langsung menjadi pendidik anak, untuk memelihara fitrah belajar anak dan mempertahankan tradisi ilmiah anak hingga dewasa. saya memulainya dari anak saya sendiri.

Tentang konsistensi saya di NHW#2 ternyata butuh pendamping yang setia mengingatkan, yaitu suami saya. Dialah yang mengingatkan saya tetap berada di "jalan yang lurus", mengingatkan tentang niat saya berubah menjadi lebih baik dari hari ke hari. sempat tertatih-tatih karena harus memperbaiki kebiasaan yang sudah menjadi karakter saya. bahkan ada yg harus diubah karakter saya, agar semakin baik.

Sejak saya berhijrah, saya sudah memahami apa maksud penciptaan Allah SWT terhadap saya, tentu saja menjadi Khalifah Fil Ardh. 
Saya memulainya dari diri sendiri, memperbaki sikap dan perilaku agar mendapatkan pasangan yang sekufu dan baik akhlaknya. Lalu menikah dan membangun keluarga muslim yang tangguh. Sebelum lahir anak-anak, kami (saya dan suami) sudah mulai merancang model pendidikan anak yang akan diterapkan ke anak-anak kami. Setelah itu saya akan keluar rumah, agar diri ini bermanfaat bagi masyarakat.

Misi Hidup : Bermanfaat bagi orang lain dan menjadikan semua itu ladang amal.
Bidang : Pendidikan Anak
Peran : Sebagai Ibu di rumah dan Guru di masyarakat.

Saya membutuhkan ilmu agar, misi hidup saya tercapai #LifeGoals
Ilmu yang saya pelajari yaitu :

1. Pemahaman
Saya paham tujuan hidup saya, saya paham mendidik anak itu penting untuk membangun peradaban Islam. saya paham dan saya menikmatinya

2. Ikhlas
Melakukan semuanya karena Allah SWT. Pengharapan tentang ladang amal, tujuannya adalah sebagai bekal untuk menuju akhirat.

3. Amal
Mempelajari, lalu action. saya mulai dari diri saya sendiri dan keluarga

4. Pengorbanan
Rela mengorbankan waktu, harta demi belajar dan memahami pola bermasyarakat

5. Totalitas
Pesan ayah saya, jika saya sudah memilih, itu artinya saya harus total dan FOKUS.

Milestone ini sudah saya lakukan sejak sebelum saya menikah, ketika saya mulai jatuh cinta pada dunia pendidikan. Dimulai saat saya berusia 24 tahun.

KM 0-KM 1 ( saya butuh waktu 3 tahun) pada usia 24-27tahun.
Saya berada di masa pencarian jati diri, saya mau apa, tujuan hidup saya apa, dan untuk siapa? lalu saya mulai memahaminnya, mencerna dan akhirnya menetapkan satu tujuan. Ikhlas melakukannya dalam rangka memantaskan diri menjadi seseorang yg tepat seperti tujuan yg ditetapkan.

KM 1-KM 2 (saya masih butuh waktu 3 tahun juga)
Usia 27- 30 tahun
Saya mengamalkan setelah berdoa dan berusaha memantaskan diri. Saya menikah, lalu diboyong ke kota Medan dan memulai hidup baru. semua serba baru. Kami mulai membangun keluarga muslim, melahirkan anak-anak shaleh (Insya Allah). 

KM 2- KM 3 ( 3 tahun selanjutnya) 
Usia 30- awal 33 tahun
Masa di mana saya mencari pengalaman di Kota ini, walaupun harus berkorban meninggalkan anak saat kerja. Tapi dari sinilah saya memahami dan semakin mempertajam tentang betapa pentingnya pendidikan anak. Seorang anak akan menjadi seperti apa, tergantung pendidiknya. Saya galau, saat harus mencari sekolah untuk anak setelah tau kenyataan kualitas pendidikan di kota ini sangat kurang. Kegalauan itu akhirnya berbuah manis.

KM 3- KM 4 (3 tahun setelah ini)
Masuk usia 33 tahun
Bismillah saya memulai membangun sekolah kehidupan untuk anak saya dan anak-anak yang mau belajar sesuai dengan fitrah seorang anak. Saya menamakannya ini adalah ilmu totalitas. Dimana saya dituntut untuk FOKUS dan menarik diri saat ada ilmu baru. Saya berusaha selalu bilang "menarik deh, tapi sayang sy ga tertarik"

Bersyukur saya ikut MIIP, disini lah saya bisa mengumpulkan kepingan jejak kehidupan saya secara utuh dalam satu rencana hidup dalam bentuk tulisan. 
Semoga saya bisa dan Istiqomah 
melakukan nya. 















Tidak ada komentar:

Posting Komentar