Rabu, 01 November 2017

Children See, Children Learn


Kalau jualan saat ada program Market Day di sekolah itu biasa banget kan yaa... Nah, ini abang Arkan minta jualan di saat belum ada program Market Day di sekolahnya. Padahal target kami, abang belajar jualan di usia SD lho. Ini beneran di luar dugaan kami hihi #superb #antimainstream.
Lalu diskusi pun berlanjut, kami menanyakan alasan abang pengen jualan eh dijawabnya karena ingin membeli mainan dengan uang sendiri. Trus menurutnya, jualan seperti mamaknya itu asik. Beneran sederhana banget alasannya. Jadi salah siapa hayooo? Salah mamaknya lah ngasih contoh jualan haha. Si ayah pun mulai bertanya yang aneh-aneh ke abang arkan terkait niat jualannya. Begini salah satu pertanyaannya, “emang abang ga malu jualan di sekolah?”. Lagi-lagi jawabannya di luar dugaan “ buat apa malu, yah.. jualan itu halal”. Masya Allah dapet kalimat jawaban dari mana nak? Haaha. Oke baiklah kita lanjut diskusi menyusun apa yang mau dijual. Disepakati, akan jualan es susu coki-coki, pop corn fantasi, dan coklat lego. Rencana juga abang akan jualan sepekan sekali. Sip lah. Berarti mamak siap-siap memberi cooler yg kecil yaak supaya mudah dibawa sama abang.
Setelah itu saya, izin ke Kepala Sekolah RA. Bunayya IV pekan lalu, Alhamdulillah dapat izin. Lanjut beneran langsung gerak serius. Awalnya abang akan berjualan setiap hari Rabu tapi nyatanya udah ga sabar jadinya mulai hari ini deh..
Ahad kemarin kami beli cooler, mulai warnanya abang arkan yang milih. Pilihannya warna merah. Mamaknya belanja bahan juga, Ahad sore saya mulai bikin es. Malamnya, mulai lah abang menulis label untuk cooler, arkan belum bisa menulis ya buibu.. tapi mamaknya bikin pola tulisan es ucok dengan dot to dot, lalu Arkan pun tinggal menyambungnyaa. Wajar yaa kalo huruf S nya keriting hihi..
Oh iya, mengapa namanya ES UCOK? Batak kali yaaaa.. Es Ucok adalah singkatan dari Es Susu Coki-Coki, abang Arkan memang jualan Es favorite-nya dia. Alasan lain biar gampang diingat dan unik aja hihi.
Jualan abang Arkan ini bukan project pribadi si anak tapi merupakan project keluarga kami. Bukan hanya mamaknya yg sibuk, ayah pun kebagian peran. Peran ayah sangat berarti untuk persiapan project ini. Setelah abang Arkan merapikan perlengkapan jualan, mamaknya menyiapkan uang kembalian seribu rupiah. Abang arkan dan ayah simulasi dengan role play penjual dan pembeli. Jika uang kawan abang Rp. 2000, berarti kembaliannya Rp. 1000 (diperlihatkan uang betulan).  Menjelang tidur tadi malam, story telling tentang Sahabat Rosulullah, Abdurrahman bin Auf seorang saudagar kaya yang masuk ke Syurga dengan perlahan. Bahwa melalui berdagang, bisa menjadi sebab diri kita masuk Syurga tapiiii jika menjadi pedagang yang jujur, amanah, dan shalih seperti Rosulullah dan para Sahabat. Apa komen abang Arkan “Masya Allah yah, enak kali jualan doang bisa masuk syurga” #eeaaa.. semoga bs menjadi do’a ya nak..
Pagi harinya, abang Arkan bangun dengan semangat. Semangat karena mau jualan padahal biasanya mah klo urusan bangun pagi, mamaknya kudu nelen pil sabar segentong hihi. Sengaja, yg antar sekolah mamaknya karena mamaknya perlu bertemu guru kelasnya. Alhamdulillah anaknya semangat banget, saya sampe terharu. Pesen ke gurunya “kalo sempat, saat Arkan jualan nanti tolong dokumentasikan ya bu?”. Saya udah ga sabar menanti anaknya pulang, eh pas jam istirahat bu guru mengirimkan foto Arkan jadi tokeh es ucok hihi..
Abang arkan pulang,kebetulan yang jemput ayahnya. Dia langsung nunjukin hasil jualannya daaann berkomentar “Es nya kurang banyak mi, banyak kawan abang yang ga kebagian.. selanjutnya abang bawa lima puluh buah ya mi..?” . Mamaknya langsung kebayang pegel-pegel bikin lima puluh buah es hahah..
Abang Arkan cerita, ada kawannya yang ambil es tapi ga bayar. Mamaknya langsung kasih pengertian macem-macem. Well, sangat banyak lho pembelajaran saat Market Day pribadi ini. Berikut beberapa yang saya rasakan ya. Melatih kemandirian, melatih mental, menghargai uang, belajar empati ke orangtuanya bahwa ternyata kerja itu capek, dan masih banyak lagi.
Saya sebagai orangtua juga banyak sekali belajar. Saya percaya keteladanan akan berbuah keteladanan juga. Kami selaku orangtua hanya fasilitator, konsultan, teman curhat, bagi anak-anak kami. Biar mereka berkembang sesuai dengan usianya.
Kami ingin menyiapkan kemandirian sedini mungkin, Aqil Baligh dengan persiapan matang karena Abang Arkan adalah anak laki-laki. Selain itu kami juga berpikir, “akan kah kami bisa menemani anak-anak sampai mereka dewasa?”.  Jadi jika Allah memanggil kami dengan cepat, kami sudah mempersiapkan mereka agar kuat dan bisa melanjutkan kehidupan dengan mandiri. *meweek*

Jadi, kalo mamak-mamak disini sudah sering ngajak bermain peran jual-jualan sama anak, ga ada salahnya stimulasi anak dengan praktik jualan beneran. Silakan dicoba ya mak..

Anak adalah pembelajar yang cepat, mereka suka melihat lalu mempelajarinya.. Amankan fase emas itu yuk mak..

Salam,
-dma-
Diaz Mamak Arkan





Rabu, 11 Oktober 2017

Kepung Rumah dengan Buku

#kepungrumahdenganbuku
.
Sedang mendalami makna hastag tersebut kedalam hati. Jika rumah sudah penuh dengan buku, terkepung dengan buku lalu setelah itu apa?
.
Haiiii mak! Klo rajin beli buku ya dibaca dong, ya rajin bacain ke anak-anak dong! Beli buku bukan sekedar life style, tapi kebutuhan. Iya, kebutuhan akan nutrisi otak dan jiwa. Beli bukan hanya sekedar ikut-ikutan. Beli buku bukan sekedar "biar dibilang ibu melek parenting". Beli buku bukan sekedar investasi belaka yg akhirnya buku tsb berdebu dimakan usia zaman. Beli bukan hanya sekedar... Aahh saya ga tau tujuan mamak-mamak Masa kini membeli buku, harapan saya tujuan Kita membeli buku sama, yaitu : MENGENAL PENCIPTANYA DAN UNTUK APA DIRI INI DICIPTAKAN

Seorang kawan lama bertanya, sejak era smartphone dia tidak pernah baca buku (lagi). Dia lebih rajin baca handphone, baca buku e-book melalui hp (juga). Miris ya? Iya! Inilah kondisi bangsa Indonesia bukan hanya darurat narkoba tapi juga darurat literasi. Sudah banyak anak bangsa, yg dengan mudahnya copy paste tulisan orang lain dan diakui sebagai hasil tulisannya. Malah yg terbaru, seorang kandidat doktor di Belanda melakukan pembohongan publik terkait penemuan, riset ttg pesawat bahkan dia sempat digadang-gadang sebagai the next BJ.Habibie eh malah terungkap bahwa itu semua bohong! Miris sekali.. ternyata semakin tinggi pendidikan seseorang, tidak serta merta membuat orang tersebut berakhlak baik. Sangat butuh keteladanan dan pembiasaaan. Tugas kita sebagai orangtua Masa kini berat mak.. hanya kepada Allah lah Kita meminta agar pundak ini dikuatkan, hanya kekuatan do'a lah yg bs melindungi agar anak-anak Kita terhindar dari fitnah akhir zaman.. *mewek*

Well, karakter seorang anak akan terbangun dari kebiasaan di keluarga. Mari kita tanamkan karakter dan kebiasaan yg baik, insya Allah nanti kita akan menuai dengan indah. Lebih baik repot ketika mereka masih kecil daripada ketika kita tua mereka merepotkan kita

Medan, 11 Oktober 2017

-dma-

Catatan Mamak arkan

Kamis, 05 Oktober 2017

Sudahkah kita menjadi orangtua shalih?

Renungan Penyentuh Hati
Yuk tanya diri : sudahkah aku
jadi orangtua shalih/shalihah untuk anakku?

"Fitrah"

Oleh : Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari
Direktur Auladi Parenting School

Ayah, Ibu…
Setiap anak yang diturunkan ke dunia
lahir dalam keadaan fitrah bukan?

“Kullu mauluudin yuladu
alal fitrah. Fa abaawahu.”
Setiap anak lahir dengan fitrah,
bergantung orangtuanya
bagaimana ia dibentuk.

Karena anak lahir dengan fitrah,
bukankah berarti tak satupun anak
ketika lahir berniat
menghancurkan masa depannya?

Tak ada satupun bayi ketika lahir
berniat di kepalanya:
“Ah jika besar nanti aku mau kena narkoba”;
“Ah jika besar nanti aku akan hobi tawuran
atau kebut-kebutan”.

Atau pernahkah ia berkata :

“jika besar nanti aku akan
mencuri uang orangtua.”
“Ah jika besar nanti aku mau
membangkang pada ayah dan ibu”.

Adakah anak
yang berniat begitu Ayah?

Bukankah berarti setiap anak
yang diturunkan Allah ke dunia,
Justru pada awalnya
cenderung pada kebaikan?

Tetapi, mengapa,
sebagian anak-anak ini
Yang lahir cantik, rupawan,
lucu dan menggemaskan;
Setelah ia beranjak remaja dan dewasa,
justru menjadi beban keluarga
dan menjadi masalah
untuk lingkungannya

Ada apa ini…!

Ayah, Ibu….
Karena anak lahir dengan fitrah
sebagian masalah anak,
justru orangtualah penyebabnya.

Periksalah ternyata sebagian anak
justru dijatuhkan harga dirinya
di rumah, bukan di luar rumah

Sebagian kita
mungkin pernah memukul tubuhnya,
seolah tubuh anak adalah
barang pelampiasan amarah kita

sebagian kita
mungkin pernah menampar pipinya,
seolah ia tempat empuk
bagi telapak tangan kita

Sebagian kita
mungkin pernah membentaknya
sambil berteriak dalam hati :
akulah yang berkuasa atas dirimu!

Atau mungkin… kita
tak pernah melakukan semua itu?

Tapi tahukah ayah ibu,
Sebagian anak memang
tak pernah dipukul,
Tak pernah dicubit,
tak pernah dibentak,
tapi jarang sekali anak yang lolos
untuk tidak disalahkan orangtua

Mulai dari buka mata di pagi hari
Sampai kembali menutup mata
di sore hari

Ayah, Ibu….

Karena sebagian anak
jatuh harga dirinya di rumah
Tanpa kita sadari,
ada sebagian anak yang tak betah
berada di samping orangtua

Panas hatinya
jika mendengar ‘ceramah-ceramah’ orangtuanya

dan overdosis nasihat yang ia terima
lalu kapan kita mendengarkan anak,
ayah, ibu?

Ketika seorang kakak
hendak mengambil mainan miliknya
Yang diambil adiknya,
Kita… dengan kekuatan kehakiman
yang kita miliki

Dengan gagah berkata:
kakak…. Ngalah dong sama adik!

Lihatlah pertunjukkan ini ayah…
Lihatlah ketidakadilan ternyata
di mulai dari rumah

Lihatlah… kebenaran ternyata
ditentukan oleh faktor usia

Lalu kita berdalil
“adiknya kan masih kecil…”

Dalam hati si kakak berkata
“sampai kapan adik akan dibela?”

“Kapankah aku meminta lebih dulu
dilahirkan ke dunia?”

“sungguh tak enak jadi seorang kakak”

Karena ketidakadilan di mulai dari rumah
Di tempat lain, sebagian adik pun
berkata hal yang sama

“sungguh aku pun tak suka jadi seorang adik”

“Ketika ayah dan ibu tak ada
aku sering dikerjai kakak semuanya”

Ayah ibu

Karena sebagian anak
dijatuhkan harga dirinya di rumah

Sebagian anak akhirnya
tak betah berada di rumah

Rumah baginya hanyalah
tempat tidur sementara

Ia lalu mencari harga diri,
berkelana mencari surga

Mencari orang-orang
yang akan menghargai dirinya

Wahh… ternyata teman-teman ganknya
bisa menghargainya

Lalu dalam hati ia berkata

Hm… ternyata aku dihargai
jika aku pamer perkasa

aku ternyata perkasa
jika menghisap ganja

aku gembira jika bisa
menyusahkan siapa saja…..

Apakah itu yang kita inginkan ayah, ibu?

Jika tidak, hormatilah jiwa anak-anak kita

Bukan sekadar uang, jajanan,
mainan dan sekolah mahal semata

Itu semua penting

Tapi perkataan dan perlakuan
penuh cinta dari Anda

Adalah warisan terindah
untuk masa depan mereka

***

*Dikutip dari buku best seller "Sudahkah Aku Jadi Orangtua Shalih" penerbit Khazanah Intelektual dengan penulis sama dengan yang dicantumkan di atas

----------------------

PELATIHAN ORANGTUA SHALIH PSPA (Program Sekolah Pengasuhan Anak)

InsyaAllah akan dilaksanakan di Medan
#Mommiesproject Medan

Sabtu - Ahad, 25 - 26 November 2017
Pukul 07.30 - 18.00 Wib
Tempat : Hotel Grand Kanaya Jl. Darussalam No. 12 Medan

HTM
Early Bird 600.000 #5Oktober2017 (Hari ini..)

Normal
Single 650.000
Couple 1.200.000

Fasilitas : Goody Bag, Id Card, Seminar Kit, Snack 4x, Lunch 2x, Sertifikat, Materi Pelatihan 2 hari FullDay (kurang lebih 20 jam) dan doorprize menarik.

SEAT TERBATAS!!!

Minggu, 06 Agustus 2017

Aku Suka Buku

Sebagai pecinta buku, saya memimpikan ada sesi playdate dengan tema buku. Konsep acaranya di awali story telling atau read aloud tentang buku yg kece yg dipandu salah satu bunda lalu selanjutnya secara terjadwal di setiap plydate ada program storrtel, tips merawat buku, buku rekomended dan setiap palydate juga bisa barter buku dengan kawannya lalu memgembalikan di playdate berikutnya (memaksa hadir playdate berikutnya).
.
Mimpi melihat anak-anak berkerumun ngebahas buku itu asik bgt dan pastinya seru krn skrg mulai jarang saya melihatnya 😣
.
Boleh ya mamak arkan mimpi hihi..
.
-dma-
.
#challegeday6
#hsmnmedan

Senin, 17 Juli 2017

Ketika Abang Berkunjung ke Perpus

Ketika Abang Berkunjung ke Perpus
.
Sejak sliweran berita adanya perpus DKI di timeline sosmed bbrp tahun lalu, kami baru kesampaian kesini. Secara tidak sengaja 😁. Kabarnya perpus ini sudah berdiri sejak tahun 2008 lho dan perasaan dlu saya sering bolak balik kesitu deh nonton teater kok nggak ngeh yaa 🤔
.
Iya kami tidak sengaja dan tidak direncanakan. Awalnya kami hanya mengantar eyang arkan ke stasiun gambir pagi-pagi. Pulangnya karena masih pagi abang arkan minta mampir monas *anak Medan bgt wkwk
Eh kok tetiba mamaknya inget perpustakaan DKI yg di cikini. Pan deket tu yaa dari gambir langsung gugling jam operasional. Alhamdulillah sabtu buka, pas diksh liat gambar playground laaah si abang semangat bgt kesana.
.
Sampe disana pas bgt jam 09.05, langsung aja masuk di lantai dasar ada area pameran lukisan anak, uang kuno, gambar lukisan jakarta tempo doeloe. Lalu ada mbak mbak yg menyambut kami untuk mengisi daftar tamu online dan diberikan bbrp info. Untuk area buku anak ada di lantai 2, playground juga ada tetapi bukanya jam 10. Yaudah kami langsung menuju ke lantai 2. Ohya, ga atas ga boleh bw tas yaa semua disimpan di loker jadi silakan bw barang yg penting-penting aja ya mak..
.
Sampai di lantai 2 abang arkan seneng bgt langsung ngambilin bbrp mainan edukatif dan lego, pas mamak nanya "abang mau baca buku apa?" Dan si abang pun menjawab "klo baca buku mah di rumah banyak tp klo ini (nunjuk mainan) dan itu (nunjuk playground) kan di rumah ngga ada 🙈laaah
Baiklah mamaknya ajalah yg baca buku.
.
Area playground sangat luas, si adek za seneng bolak balik merangkak ampe keringetan 😊. Syarat masuk playground bawa KAOS KAKI yaaa disana ga ada yg jual klopun ada mesti keluar area TIM dan arkan ga bw dong akhirnya pakek kaos kaki mamaknya 😂. Alhamdulillah mamaknya ada kaos kaki serep hihi. Syarat selanjutnya usia maksimal 5 tahun dan tinggi badan anak maksimal 110cm lebih dari itu ngga boleh masuk. Playground dibuka hanya 2jam saja dan panas lhooo.. *laah masa dingin macem di mall dunk 😎
Sebenernya tujuan awal itu biar anak-anak anteng baca ya klo bosen pindah ke playground eh ini malah kebalikan banyakan bocah di playground daripada baca 😔
.
Alhamdulillah, arkan seneng bgt. Mamaknya juga seneng selain gratis masuk sana, alasan lainnya krn bukunya cakep-cakep bikin mamaknya pengen baca sambil tiduran #eh
.
Btw, ini dia info lengkap terkait sm perpusnya yaa
Jam operasional perpustakaan provinsi DKI
Senin-Minggu 09.00-16.00
Playground
Selasa, Kamis, Sabtu, Minggu
Pukul 10.00-12.00 (BAWA KAOS KAKI)
Alamat lengkap : area Taman Ismail Marzuki jl. Cikini Raya
Biaya masuk : Free!
.
Postingan ini bukan pamer yaak tp sekedar informasi buat mamak2 yg perlu dan mencari alternatif tempat kece di Jakarta. Namanya juga kami orang daerah ya pastinya nyari yg kagak ada di Medan dong 😜
.
Salam hangat,
-dma-

#level2
#hari4
#bunsayIIP
#melatihkemandirian
#tantangan10hari

Jumat, 14 Juli 2017

Mandirinya Mamak

Qodarullah sudah seminggu ini arkan sakit, demam naik turun. Saya yg sedang LDM (Long Distance Marriege ) sama suami agak ngos-ngosan. Ga pernah kami jauhan seperti ini. Puncaknya tadi malam, dimana saya harus membawa arkan ke RS untuk cek darah.
.
Adek Zalfa, di rumah sm eyangnya. Alhamdulillah ada eyang, ga kebayang klo ini kejadian di Medan hiks..
.
Saat ngambil darah, saya udh terbayang si abang akan meronta-ronta seperti saat dia usia 3thn smpe dipegang ayahnya. Ketika mau ambil darah sy sudah bilang ke abang arkan "bang skrg ga ada ayah, tolong abang bantu ummi ya biar abang segera sehat"
.
Dan masya allah.. abang sangat cooperative, nangis pasti tp tidak meronta-ronta seperti saat ada ayahnya. Ya allah mamak terharu.. 😣
.
Kalo udah begini, saya beneran bersyukur sekali punya suami baik hati yg senantiasa mendampingi.
.
Insya allah setelah arkan sehat, saya akan fokus melatih kemandirian abang yaa..
.
-dma-
.
#level2
#hari2
#bunsayIIP
#melatihkemandirian
#tantangan10hari

Kamis, 13 Juli 2017

Melatih Kemandirian

Taqoballahu minna wa minkum.. masih bulan syawal dan masih suasana lebaran. Qodarullah berjumpa games level 2 pas bgt di Jakarta di rumah orangtua saya dimana abang arkan pastinya mendapat kemanjaan dari eyangnya.
.
Ga heran si abang betaaaahhh bgt disini dan ga mau pulang ke Medan 😑
.
Kondisi si abang saat ini masih dalam proses penyembuhan. Mamaknya pun masih berpikir kemandirian apa yg perlu dipertajam si abang. Bbrp skill kemandirian sudah bisa dan sudah dalam trf pembiasaan. Semoga sukses dan mamak pun segera koordinasi ke eyangnya agar gak terlalu banyak memberikan bantuan hihi
.
Doakan saya semoga berhasil ya!
.
#level2
#hari1
#bunsayIIP
#melatihkemandirian
#tantangan10hari